Bingung
dengan semua, bingung dengan keadaan yang seolah menarikku dalam
kenyataan yang takku duga sebelumnya. Rasanya semua terjadi begitu
cepat dan luar biasa singkat, kita berkenalan lalu tiba-tiba
merasakan perasaan yang aneh dan tak pernah kuduga sebelumnya. Setiap
hari rasanya kini berbeda dan tak lagi sama semenjak ada getar-getar
yang tak kupahami. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam
hari-hariku. Hitam dan putih menjadi berwarna warni ketika sosokmu
hadir mengisi ruang-ruang kosong di hatiku yang sempat terluka dan
enggan membuka pintu untuk siapapun ingin memasukinya. Tak ada
percakapan yang biasa diantara kamu dan aku, semua seakan akan begitu
ajaib dan luar biasa. Entahlah, aku tidak tau mengapa perasaan ini
tumbuh melebihi batas yang kutahu dan merubah semuanya menjadi merah
jambu.
Seiring
berjalannya waktu dan perjalanan kita, aku menjadi takut kehilangan
kamu. Siksaan datang bertubi-tubi ketika tubuhmu tidak berada di
sampingku. Gejolak rindu menggumpal tinggi saat senyum dan mata
indahmu tak bisa kulihat. Kamu seperti mengendalikan otak dan hatiku
bahkan mungkin kamu bisa mengendalikan jantungku jika kamu lama tak
kembali dan tak berada disisi ku dalam jangka waktu yang cukup lama.
Ada sebab yang tak kumengerti sedikitpun, mengapa aku bisa begitu
hebatnya membutuhkan sosokmu untuk berada di sampingku. Aku sulit
jauh darimu, aku membutuhkanmu seperti aku butuh udara untuk
bernafas. Yaa… nafasku akan tercekat jika sosokmu hilang dari
pandangan mata walau hanya sebentar. Salahkah jika aku selalu
menomorsatukan kamu ??? salahkah jika dalam sujud pada tuhan aku
selalu menyelipkan mu dalam bait-bait doa yang ku panjatkan pada Nya.
Aku terhipnotis akan sosok mu yang sangat special untukku. Semua
berubah saat kamu ada. Aku yang pendiam dalam gelap, bertemu dan
kenal dengan mu yang periang dan senang mengeluarkan
celotehan-celotehan menggelitik merubah aku menjadi seorang yang
periang dan mulai memiliki cahaya yang terang… kamu mulai menyinari
hidupku.
Tapi
entah mengapa sikapmu tidak seperti sikapku. Perhatianmu tak sedalam
perhatian yang selalu ku berikan kepadamu. Tatapan matamu tak setajam
tatapan mataku padamu. Adakah kesalahan diantara kamu dan aku, atau
aku yang salah dimata mu??? Apakah kamu tidak merasakan apa yang aku
rasakan padamu ??? apakah aku hanya angin yang sekedar melewati
hidupmu yang bahkan tidak bisa kamu genggam.
Aku
tau… mungkin kamu belum terlalu paham dengan perasaanku kepadamu,
karena kamu memang tidak pernah sibuk memikirkanku apalagi
mengingatku. Berdosakah aku jika seringkali menjatuhkan air mata
untukmu yang nyatanya tak dapat ku pahami ini semua. Aku selalu
kehilangan kamu, dan kamu juga selalu pergi tanpa meminta izin padaku
walau hanya sekedar sms ataupun telpon. Ohhh… tunggu. Meminta izin
??? memangnya aku siapa ??? kekasihmu ??? bodoh… tolol !!! hadir
dalam mimpimu saja aku sudah sangat bersyukur sekali, setidaknya kamu
melihat dan merasakan kehadiranku walaupun hanya didalam mimpi yang
tak berarti apa-apa untukmu. Apalagi bisa menjadikan mu milikku
seutuhnya tanpa mimpi ataupun khayalan. Hmmm… mungkinkah ???
bisakah ??? sepertinya jauh untuk bisa ku raih. Taukah kamu, ada
banyak janji yang belum kau tepati. Apakah kamu ingat ??? aku rasa
tidak…
Sikap
acuh tak acuh yang kamu lakukan terhadapku membuatku sakit, di depan
mereka kau seolah tidak mengenalku, kau bebas menggoda wanita-wanita
di sekitarmu. Tapi diluar itu saat kita bersama, kamu begitu
menjagaku bahkan aku merasa kamu memiliki ku. Semua itu membuatku
sakit… lihatlah aku yang hanya bisa terdiam dan membisu. Pandanglah
aku yang mencintaimu begitu dalam dan tulus namun kau hempaskan
dengan begitu mulus tanpa cacat. Bagai rumput liar yang berada
diantara bunga anggrek begitukah aku di hadapanmu ??? seberapa
pentingkah aku untukmu ??? apakah aku hanya persimpangan jalan yang
selalu kau abaikan dan juga kau tinggalkan ??? apakah aku tak
berharga di matamu ??? apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut
aturanmu ??? dimana letak hatimu ?! adakah kau sisikan sedikit saja
hatimu untuk menoleh kearah ku ??? aku tak bisa bicara banyak. Juga
tak ingin mengutarakan semua yang terlanjur terjadi dan menjadi
bagian dalam jalan cerita hidupku. Aku tak berhak berbicara tentang
cinta, jika kau terus tulikan telinga. Aku tak mungki berkata dan
mengungkapkan rindu, jika berkali-kali kau ciptakan jarak yang
semakin jauh diantara kau dan aku. Aku tak bisa apa-apa selain
memandangimu dan membawa namamu dalam percakapan panjangku dengan
tuhan. Percakapan yang hanya aku dan tuhan yang tau…
Apakah
kau sadar bahwa jemarimu selalu lukai hatiku ??? ingatkah perkataanmu
selalu menghancurleburkan mimpi-mimpi manisku ??? apakah aku tak
pantas bahagia dan bersanding denganmu ??? terlalu banyak pertanyaan
dalam benakku yang ingin aku keluarkan kepadamu. Tapi aku muak
sendiri. Aku mencintaimu yang belum tentu atau bahkan tidak mungkin
kau mencintaiku. Aku mengagumimu yang tidak paham dengan rasa kagumku
terhadapmu. Karna aku bukan siapa-siapa di matamu, dan tak akan
pernah menjadi siapa-siapa untukmu. Jujur kukatakan sebenarnya aku
juga ingin tahu, dimanakah kau letakkan hatiku yang tulus selama ini
kuberikan padamu. Pasti kamu enggan menjawab pertanyaan ku itu bahkan
kau mungkin tak ingin tahu soal rasa penasaranku. Siapakah seseorang
itu, yang telah beruntung memiliki hatimu dan mendapatkan cinta
darimu ??? coba jawab pertanyaan ku yang ini. Setidaknya aku tau
wanita seperti apa yang kau inginkan.
Mungkin…
semua memang salahku. Yang terlalu dini menganggap semuanya menjadi
berwarna warni dan sesuai dengan keringinanku. Yang bermimpi bisa
menjadikan mu lebih dari sekedar teman biasa. Tapi salahkan aku jika
perasaanku ini tumbuh melebihi batas kewajaran ??? aku mencintaimu
tidak hanya sebagai seorang teman, tapi juga sebagai seseorang yang
begitu bernilai dan penting dalam hidupku. Namun semua jauh dari
harapanku selama ini. Mungkin memang aku yang terlalu banyak berharap
kepadamu sehingga membuatmu acuh tak acuh kepadaku. Akulah yang tak
menyadari siapa aku dan seperti apa aku, padahal letakmu sungguh jauh
dari genggaman tanganku. Akulah yang bodoh !!! akulah yang bersalah
dan pantas untuk di persalahkan.
Tapi…
tenanglah kamu, tak perlu memperhatikan ku lagi.
Aku
sudah terbiasa tersakiti kok, terutama penyebab utamanya adalah kamu.
Jadi kamu tenang saja ya. Tidak perlu basa basi atau apalah itu …
yang membuat kamu bersimpati terhadap kesakitan yang sedang ku rasa
kini. Aku terbiasa sendiri dan kamu pasti tak sadar, aku berbohong
jika aku begitu mudahnya melupakan mu yang sudah terlanjur mendarah
daging di otak ku. . .
Dan
kini aku memohon padamu.
Menjauhlah…
menjauh dari hidupku. Aku ingin kembali dekat dengan kesepian dan
hitam putihnya hidupku seperti semula sebelum kamu datang dalam
hidupku. Disana lukaku terobati, karna di sana tak ku temui orang
sepertimu, yang berganti-ganti topeng dengan mudahnya. Dan begitu
mudah dekat dengan wanita. Tapi ingat… suatu hari nanti kamu baru
sadar kalau akulah yang mencintaimu dengan tulus dan dengan keadaan
kamu yang seperti apapun. Wanita inilah yang kehabisan cara untuk
membuktikan rasa cintanya kepadamu.